Motivator
Pendidikan Hebat
Bapak motivator indonesia. Beliau adalah pak Namin. Pertama kali saya bertemu dengan beliau adalah saat writing camp untuk siswa siswi Madrasah aliyah negeri dan swasta. Saat itu di tahun 2017 yang berlokasi di citarik,sukabumi beliau mengisi training kepenulisan sekaligus memotivasi siswa agar membuat karya ilmiah sederhana. Training yang dilakukan berlangsung selama 2 hari 3 malam. Pertama kali melihat beliau mengisi training saya merasa terkesima. Beliau merupakan salah satu inspirasi bagi saya untuk menjadi seorang guru yang kreatif, inovatif serta menggerakan untuk menghasilkan perubahan.
Selain
itu seingat saya karena perantaraan beliaulah saya mulai tertarik untuk
menekuni ilmu dalam bidang kepelatihan. Artinya saya mulai menggali informasi2
tentang bagaimana menjadi seorang trainer dan motivator yang baik serta belajar
mengenai konten2 materi untuk acara training. Saya pikir baik itu guru, dosen,
trainer, motivator atau pelatih bisnis sekalipun adalah orang2 atau insan pembelajar
yang ingin menebar manfaat untuk orang lain. Oleh karena itu untuk menjadi
seorang pengajar yang baik seperti beberapa profesi yang telah disebutkan
diatas mempunyai satu prinsip yang sama. Menginspirasi. Betul sekali. Jika
seorang guru mampu memberikan inspirasi bagi peserta didiknya maka guru itu
sangatlah luar biasa. Prestasi terbesar bagi seorang guru adalah mampu
menumbuhkan karakter kebaikan yang kuat sehingga siswa kelak juga dapat menjadi
inspirator dan penggerak bagi orang lain meskipun profesi mereka bukan menjadi
guru nantinya.
Kembali
ke bapak Namin. Saat beliau mengisi materi kelas menulis bimbingan Om Jay,
konten yang disampaikan adalah tentang membangun personal branding melalui
tulisan Blog. Apakah menurut anda membangun personal branding itu penting bagi
seorang guru? Menurut saya penting sekali. Mengapa demikian? Hal ini tentu
sangat beralasan. Bagaimana mungkin guru akan diingat, dikenang dan ditiru oleh
siswanya jika ia tidak membranding dirinya. Guru yang killer biasanya akan terus
diingat siswa karena sang guru tersebut membranding dirinya dengan label
sebagai guru yang terkesan mudah marah dalam tanda kutip dan lain sebagainya.
Ada juga guru yang dikenang oleh siswanya karena sang guru begitu berwibawa,
sabar dan mempunyai kasih sayang yang besar kepada siswanya. Pertanyaannya
adalah apakah kita para guru hanya akan menjadi guru yang biasa2 saja? Ayo kita
belajar membranding diri kita ini dengan karakter kepribadian yang kuat, terus
belajar sehingga pemahaman kita semakin dalam terhadap bidang keilmuan yang
kita ampu. Salah satu cara membranding diri kita adalah dengan giat menulis
dengan niat ibadah sehingga hasil karya kita akan terus dimanfaatkan meski kita
sudah tiada. Bangunlah personal branding yang baik dan berkarakter.
Salam
Literasi